Tampilkan postingan dengan label mukena. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label mukena. Tampilkan semua postingan

15 Apr 2016

Cara Mudah Membuat Mukena, Cocok untuk Pemula

April 15, 2016 22
Nah setelah kita belajar membuat pola mukena sederhana pada artikel sebelumnya, it's time to make it happen now :p . Kali ini kita langsung praktek membuat mukenanya donk. Yuk langsung aja simak cara mudah membuat mukena berikut ini. Mesin jahit kamu sudah siap kan? :)




Siapkan kain yang sudah dipotong seperti pada pola mukena yang sudah saya jabarkan di artikel sebelumnya. Pola mukena tersebut adalah pola mukena sederhana, tanpa ada tambahan pelapis di bagian kepala dan juga tanpa rempel (ruffle). Sehingga membuatnya pun mudah dan tidak terlalu rumit, serta cocok digunakan untuk kita yang masih pemula dalam dunia jahit-menjahit.


Di sini aku memakai kain rayon motif (bahan mukena bali) dengan lebar kain 120cm. Kain rayonnya tidak full motif, jadi hanya ada motif di salah satu sisinya saja, sedangkan sebagian besar lainnya tidak bermotif (polos). Biasanya pola mukena sederhana ini juga memang digunakan untuk membuat mukena bali. Karena pada dasarnya mukena bali sudah menggunakan kain bermotif (bercorak), sehingga tidak perlu terlalu menambahkan beberapa aksen tambahanpun juga sudah terlihat cantik.



Bagian Dagu
Awal mulanya, siapkan bagian dagu yang telah dipotong sesuai pola. Lalu lipat bagian yang lebih panjang menjadi dua sehingga panjangnya menjadi 6cm. Pastikan posisi kain bagian baik saling berhadapan.


 Kemudian buat kampuh dengan lebar 1cm di sepanjang J-K-N , sisakan ruang pada M-N, lalu lajutkan jahitan pada M-I. Jadi M ke N jangan dijahit, beri jarak kira-kira 1,5cm sebagai ruang untuk membalik kain. Setelah selesai dijahit, baliklah kain tersebut melalui lubang M-N sehingga kain bagian baik berada di luar seperti gambar di bawah ini.


Nah untuk bagian dagunya, aku ambil dari bagian kain yang bermotif. Jadi bisa sekaligus bermanfaat sebagai variasi. Oh iya, jangan lupa ya untuk merapikan tiras kain yang ada di bagian yang tidak terjahit dengan cara memasukkannya ke dalam di bagian yang tidak terjahit.


Tali kepala
Lipat lebar bahan menjadi dua dengan posisi kain bagian baik saling berhadapan. Gabungkan pinggiran kain (buat kampuh) dan jahit selebar 1cm. Lalu balik kain dengan bantuan bolpoin atau sumpit, sehingga bagian baik kain berada di luar dan lebar tali kepala adalah 1,5cm.


Siapkan karet elastis lebar 1cm dengan panjang ± 25cm. Masukkan ke dalam tali kepala dengan bantuan peniti hingga posisi ujung karet elastis berada ± 1cm dari ujung tali kepala. Tahan dengan bantuan jarum pentul seperti pada gambar di atas. Kemudian tindas dengan jahitan pada jarak ±1,5cm dari masing-masing ujung tali kepala. Lalu rapikan ujung tali kepala dengan memasukkan tiras kain ke dalam lubang selebar 0,5cm.



Atasan mukena
Siapkan bahan atasan mukena yang sudah dipotong menyerupai seperempat lingkaran sesuai dengan pola yang sudah saya bahas sebelumnya. Langkah pertama adalah menjahit kampuh (menggabungkan dua sisi pinggiran kain) mengikuti garis putus-putus berwarna biru seperti gambar di bawah ini. Jahit kampuh di sepanjang Z-B dengan lebar kampuh ± 1cm dari tepi kain. Sisakan A-Z untuk lubang kepala. Saat menjahit kampuh, posisikan kain bagian baik saling berhadapan (kain bagian buruk menghadap ke luar).

Selanjutnya buat kelim untuk merapikan tiras kain mukena dengan lebar  ± 1cm. Karena nggak punya mesin obras, biasanya aku pakai kelim tindas (double). Caranya tekuk kain ke arah bagian yang buruk  ±  ½ cm, lalu lipat lagi selebar 1 cm kemudian jahit tindas. Lakukan di sekeliling tepi bawah pada atasan mukena, yaitu dari B ke C lalu lanjutkan hingga ke B lagi. Lakukan juga untuk tepi bawah pada rok mukena, yaitu dari  H ke G dan lanjutkan hingga ke H lagi. Dan hasilnya terlihat seperti ini.

Langkah selanjutnya adalah memasang karet elastik untuk bagian dahi. Siapkan karet elastik dengan lebar 0.5-0,75cm sepanjang 15cm. Tekuk pinggiran kain bagian lubang kepala ke arah buruk kain selebar 1cm, sematkan dengan beberapa jarum pentul. Masukkan karet elastik ke dalamnya (menempel ke pinggir tekukan kain), di posisi antara V1 - V2, seperti gambar di bawah ini.

Sematkan jarum pentul pada ujung-ujung elastik ke kain. Lalu jahit, beri jarak  ±  ½ cm dari masing-masing ujung karet elastik (perhatikan gambar kiri bawah). Lalu jahit tepi ruang kepala dengan lebar kelim 1cm, mulai dari titik Z ke A lalu lanjutkan ke Z lagi. Jahit pelan-pelan dan teliti saat melewati bagian yang terdapat karet elastik. Karena akan sedikit susah dan mengganggu proses menjahit, sebab panjang karet elastik lebih pendek dari panjang kain agar menghasilkan kerutan. Pastikan karet elastik tetap menempel di ujung tekukan kain agar tidak ikut terjahit saat membuat kelim. Tarik karet elastik sesekali ke arah kita, sehingga bagian kelim (yang terisi karet elastik) yang sudah terjahit akan membentuk kerutan, seperti pada gambar kanan bawah.


 Lanjutkan menjahit kelim hingga kembali ke titik Z. Dan hasilnya akan terlihat seperti gambar di bawah ini.




Selanjutnya adalah memasang segitiga bagian dagu yang telah dibuat sebelumnya. Letakkan bagian dagu dengan posisi titik K (bagian dagu) berada di bagian Z (bagian atasan mukena). Beri jarak 1cm dari tepi bahan. Tahan dengan jarum pentul seperti gambar di bawah ini.


Agar rapi, aku memasangnya dengan cara seperti gambar di atas ini. Jadi bagian dagunya dipasang dari bagian dalam mukena, lalu sematkan dengan beberapa jarum pentul. Kemudian balik atasan mukenanya sehingga kini kita sedang melihat bagian luar (baik) mukena. Lalu sisipkan lagi jarum pentul dari bagian luar mukena seperti gambar di atas (gambar bagian bawah), dan lepas jarum pentul yang ada di bagian dalam mukena. Setelah itu, jahit tindas tepi bagian dagu (dari bagian luar mukena) dengan lebar 1-2mm. Dan hasilnya akan terlihat seperti ini.


Nah, langkah terakhir untuk membuat atasan mukena adalah memasang tali mukena yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Caranya, tinggal tempelkan masing-masing ujung tali mukena di bagian bawah masing-masing ujung tali elastik (kerutan) pada bagian dahi. Kemudian jahit tindas. Dan hasilnya akan terlihat seperti ini.


detail atasan mukena


Rok mukena
Untuk membuat bawahan mukena atau rok mukena, caranya cukup mudah dan nggak begitu ribet seperti membuat atasan mukena. Langkah awal yang harus dilakukan, sama seperti langkah awal saat membuat atasan mukena, yaitu menyambung kedua tepi kain (membuat kampuh). Untuk bawahan mukena, karena tepi kain F-H (lihat gambar di bawah) bertiras maka tepi kain pada bagian kampuhnya bisa diobras. Karena nggak punya mesin obras, maka aku memakai teknik kampuh perancis. Aku membuat kampuh dengan lebar 1cm, sehingga membutuhkan kelebihan kain  ± 1,5cm untuk masing-masing tepi kain,  ½cm untuk lipatan awal dan 1cm untuk lipatan kedua.

Setelah kampuh F-H selesai dijahit, maka rapikan tiras kain di bagian bawah rok mukena dengan membuat kelim tindas selebar 1cm di sekeliling H ke G dan lanjut ke H lagi. Caranya sama seperti saat membuat keliman atasan mukena. Dan hasilnya akan tampak seperti ini.

Langkah terakhir untuk membuat bawahan mukena adalah membuat ban pingang. Gunakan karet elastik dengan lebar 1,5-2cm. Cara mudah untuk membuat ban pinggang elastik bisa dilihat di sini (ikuti langkah membuat ban pinggangnya mulai pada langkah kedua hingga langkah ke-empat pada artikel tersebut). Nanti hasil akhirnya bakalan seperti ini nih.


Dan voila, mukenanya jadi deh. Seneng juga ya kalau bisa bikin mukena sendiri. Meskipun dengan bentuk yang sederhana, tapi masih kelihatan cantik kan? Buat yang kebetulan mukena lamanya udah kucel, bulukan atau bahkan bolong-bolong *parah ya :p*, buruan dah capcus jahit sendiri aja. Biar makin semangat juga ibadahnya, karena menghadap Rabb kita Allah subhanahu wa ta'ala kan sebisa mungkin dengan pakaian yang terbaik. Eh siapa tahu juga tetiba ada yang order minta dibikinin mukena gegara lihat mukena keceh buatan kamu. Nah lumayan bisa jadi sumber / ide bisnis juga deh. :D

mukena bali tampak depan

mukena bali tampak belakang


Gimana, sudah bisa kan membuat mukena sendiri. Emang sih, pada awalnya kelihatan ribet juga ngejahitnya. Seperti waktu dulu awal aku membuat mukena kelihatannya emang mudah, tapi namanya pemula pasti masih tetep kerasa ribetnya. Tapi percayalah, ini beneran nggak sesulit yang dibayangkan kok. Selamat mencoba yah. ;)

Happy sewing evribadehh... ^^



4 Apr 2016

Membuat Pola Mukena untuk Pemula

April 04, 2016 72
Assalamu'alaikum. Biasanya kalau mau menjelang Ramadhan banyak dari kita yang ingin punya mukena baru. Nggak ada salahnya juga sih, semoga bikin kita makin semangat lagi dalam beribadah ya. Apalagi kalau mukenanya hasil bikinan sendiri, aahh pasti makin bikin semangat nih. Belajar bareng-bareng yuk.



Sebelum membuat mukena, kita memang perlu mengenal cara menentukan pola mukena dan panjang bahan mukena yang dibutuhkan agar kita nggak salah perhitungan saat menjahit atau pas baru mau beli kain. Maka kali ini aku bakal tunjukin tips dan trik cara membuat pola mukena sederhana untuk dewasa, jadi cocok banget nih untuk pemula. 

Bahan membuat mukena

Beberapa waktu kemarin selain banyak yang bertanya tentang cara membuat mukena, ada juga yang menanyakan tentang bahan membuat mukena. Jadi sekalian akan aku jelaskan di sini, sebelum kita belajar cara membuat pola mukena.

Sebenarnya tidak ada aturan baku bahan apa yang harus dipakai untuk membuat mukena. Asalkan kain tersebut nyaman dipakai dan tidak terlalu transparan, maka sah-sah saja untuk digunakan sebagai bahan membuat mukena. Dan selain desainnya yang beragam, di luaran sana juga sangat beragam sekali jenis-jenis bahan mukena yang dijual di pasaran.

Jenis bahan yang biasa dipakai untuk membuat mukena adalah kain katun, katun jepang, sutera / semi sutera, satin velvet, rayon (bahan mukena bali), bahan parasut (yang biasa dipakai untuk mukena travelling), bahkan ada juga mukena yang berbahan stretch seperti jersey. Selain itu juga ada loh produsen yang membuat mukena berbahan sifon, tapi tentunya menggunakan bahan yang berlapis ya agar tidak menerawang. Seperti halnya bahan pakaian, bahan mukena yang umum dipakai adalah bahan katun. Karena selain nyaman digunakan sebab bahannya yang dingin dan menyerap keringat, kain katun juga memiliki ketebalan yang standar dan juga tidak licin saat dikenakan.

Jadi kita bisa pakai kain apa saja selama itu nyaman dipakai . Yang terpenting, jangan sampai pakai kain yang menerawang ya, karena kan dipakai untuk beribadah menghadap Allah subhanahu wata'ala, jadi pastikan sudah sesuai dengan syariat juga. Dan juga jangan menggunakan kain yang bermotif / bergambar menyerupai makhluk hidup (manusia / hewan), meskipun gambarnya kartun. 

Lihat di sini kalau kamu mau bikin mukena bali : Cara Memotong Pola Mukena Bali

Butuh kain berapa meter untuk membuat mukena?

Estimasi standar bahan yang dibutuhkan untuk membuat 1 set mukena dewasa :
- Bahan atasan, minimal 2,15 - 2,25 meter.
- Bahan bawahan, minimal 1,5 - 1,6 meter.
- Bahan dagu dan tali, menggunakan sisa potongan pola atasan.
-----------------------------------------------------
*Jadi total panjang kain = minimal 3,75 - 4 meter (dengan lebar kain 115cm atau 120cm).

Mengapa aku beri keterangan minimal? Karena ukuran tersebut bisa saja ditambahkan sesuai kebutuhan. Misalnya ingin membuat atasan mukena yang lebih panjang, 1 set mukena plus tas, mukena extra size (bawahan mukena lebih lebar atau atasan mukena lebih panjang), atasan mukena menggunakan pet, atau untuk membuat mukena rempel (ruffle),  maka memang harus ditambahkan lagi panjang kainnya sesuai kebutuhan.

Perlu diingat, pola di atas adalah pola mukena sederhana yang memang dikhususkan untuk pemula. Agar runutan cara membuatnya juga simple dan insyaAllah sangat mudah dibuat. Jadi bagian atasan mukena ini tanpa menggunakan dalaman / pelapis di bagian kepalanya. 

Mengukur Pola Mukena

Untuk membuat mukena, kamu juga bisa pakai dua motif kain yang berbeda untuk masing-masing atasan dan bawahan mukena. Tinggal disesuaikan saja dengan ukuran seperti yang sudah aku sebutkan di atas. Karena ini adalah pola mukena sederhana dan dikhususkan untuk pemula, maka pola berikut tidak menggunakan lapisan kain di bagian kepala.

Pola gambar di bawah ini menggunakan kain dengan lebar 120cm. Tetap gunakan ukuran yang sama (pada bagian selain lebar kain), jika menggunakan kain dengan lebar 115cm. Setelah kain dibagi menjadi dua menjadi bahan untuk atasan dan bawahan, maka lipat masing-masing bahan menjadi dua bagian seperti gambar di bawah ini.

pola mukena jemari ayumna

Catatan : 
* Pola di atas adalah pola yang biasa aku pakai untuk membuat mukena dan menurut aku nyaman dipakai, sudah termasuk kelebihan kain untuk jarak kampuh dan kelim ± 1 - 1,5cm.
* Pola di atas menggunakan bahan kurang lebih 3,75 meter, yaitu :
  ± 2,13 meter untuk atasan (106,5cm x 2), dagu dan tali kepala.
  ± 1,53 meter untuk bawahan, (76,5cm x 2).
* Untuk mukena dewasa, panjang mukena bagian depan (A - B) minimal 105cm.
* Panjang mukena belakang  (A-C) harus lebih panjang minimal 10-15cm dari panjang mukena depan (A-B)  <== berlaku untuk semua variasi ukuran mukena
Siapkan pola atasan mukena yang telah dilipat menjadi dua. Sematkan beberapa jarum pentul agar kain tidak mudah bergeser. Buat garis lengkungan (seperti ¼ lingkaran) mengikuti garis putus-putus berwarna merah (X-Y) seperti pola gambar di atas menggunakan pensil / kapur jahit. Jika dirasa garis lengkungan sudah pas, maka potong kain mengikuti garis lengkungan yang telah dibuat. 

Mengapa garis lengkungan C-X maupun B-Y harus ada jarak kurang lebih 40 cm? Nah karena saat mukena dipakai, bagian X-Y ini berada di bagian tangan kita. Jadi fungsinya agar bagian X-Y ini memiliki ukuran lebih panjang dari panjang mukena bagian depan. Fungsinya untuk menghindari bagian tangan kita (khususnya jari) agar tidak terlihat saat berada di samping badan. Jadi semakin pendek jarak antara C-X dan B-Y, maka semakin pendek pula panjang mukena pada bagian tangan kita saat mukena dipakai.

Sisa potongan bahan atasan mukena tadi, bisa digunakan untuk membuat pola dagu dan tali kepala. Pola di atas adalah pola yang biasa aku pakai untuk membuat mukena dan menurut aku nyaman dipakai. Pola di atas sudah termasuk dengan kelebihan kain untuk lebar kampuh 1cm, jadi pola talinya adalah untuk membuat bentuk mukena dengan tali elastis (karet) selebar 1,5cm. Dan membutuhkan jarak sekitar 2cm untuk ban pinggang, serta 1,5cm untuk kelim tindas (untuk merapikan pinggiran kain) sehingga setelah dijahit panjang A - B (panjang mukena bagian depan) menjadi 105cm. Dan jika selesai dijahit, maka hasilnya akan tampak seperti di bawah ini.

Estimasi hasil ukuran mukena setelah selesai dijahit
berdasarkan pola di atas

Gimana, sudah bisa kan cara membuat pola mukenanya. Kalau ada beberapa hal yang belum dipahami, silakan tinggalkan pertayaan di kolom komentar di bawah ini. Dengan senang hati bakal aku jawab sebisa aku ya. Maklum, aku kan juga masih pemula, hehe. Ah iya, pola mukena di atas ini juga cocok dipakai untuk membuat mukena bali loh. Kalau gitu, selamat hunting-hunting kain dulu ya sambil potong-potong polanya.

👉👉   Lihat juga : Cara Membuat Mukena Untuk Pemula   👈👈

See ya... 😘


1 Des 2015

Cara Memotong Pola untuk Membuat Mukena Bali

Desember 01, 2015 60
Bagi para wanita muslimah pasti tidak asing lagi dengan mukena bali. Mukena atau perlengkapan sholat wanita ini sempat booming di dua tahun belakangan ini. Bahkan hingga kini pun mukena bali masih banyak peminatnya karena bahannya yang lembut, jatuh dan dingin sehingga nyaman dikenakan, walaupun sudah sedikit tergeser dengan kehadiran mukena katun jepang.

Sebetulnya saya sendiri kurang begitu paham dengan asal usul mukena bali. Karena mukena ini tidak hanya dijual dan diproduksi di Bali, namun di berbagai daerah pun juga banyak yang memproduksinya. Mungkin dinamakan demikian karena bahannya yang menggunakan kain rayon yang identik dengan motif bunga-bunga seperti kain pantai (kain bali) yang biasa kita jumpai di pulau Bali.

Saat ini kain rayon yang biasa dipakai sebagai bahan mukena bali ini semakin mudah kita jumpai di pasaran. Jadi kita juga bisa membuat mukena bali sendiri di rumah tanpa harus pergi ke Bali untuk membeli kainnya, hehe. Pada umumnya kain ini identik dengan motif bunga-bunga di salah satu tepian sisinya, sedangkan di bagian lainnya tidak bermotif (polos). Namun ada juga yang bermotif di kedua tepi sisinya (bagian polos berada di tengah) dan juga ada yang full motif.

Bagi yang ingin berkreasi membuat mukena sendiri, langkah yang pertama harus dilakukan tentu adalah membuat pola kemudian memotong bahan (kain) sesuai dengan pola yang telah dibuat. Pada dasarnya pola dasar untuk membuat mukena bali sama dengan mukena biasa pada umumnya. Namun karena umumnya motif pada kain rayon (bahan untuk mukena bali) hanya berada di sebagian sisinya, terkadang membuat kita menjadi kebingungan untuk memotong pola mukena bali. Alih-alih bisa jadi salah potong dan gagal untuk menjahit mukena bali. Untuk teman-teman peminat mukena bali dan ingin membuatnya sendiri, berikut ini saya berikan tips untuk memotong pola mukena bali agar hasil mukena nantinya terlihat lebih menarik.

Lihat di sini jika ingin praktek : membuat pola mukena untuk pemula.


Pola Pertama
Pada dasarnya cara memotong pola mukena bali sama seperti dengan cara memotong mukena pada umumnya. Untuk membuat bawahan mukena juga seperti biasa cukup siapkan kain yang telah diukur untuk menjadi bawahan mukena (berbentuk persegi panjang) dan sambungkan kedua sisinya dengan dijahit.
Cara Memotong Pola untuk Membuat Mukena Bali
Pada gambar di atas ini (bagian atas) terdapat gambar ilustrasi kain rayon (bahan mukena bali) yang akan dijadikan atasan mukena. Untuk membuat pola dasar, lipat kain tersebut menjadi dua bagian, dan hasilnya akan nampak seperti gambar di bawahnya. Pada gambar tersebut, terlihat garis putus-putus berwarna merah (berbentuk seperti seperempat lingkaran) yaitu sebagai penanda untuk memotong kain yang akan dijadikan atasan mukena.

Cara Memotong Pola untuk Membuat Mukena Bali

Setelah kain dipotong, hasilnya akan nampak seperti gambar di atas ini. Pola seperti ini adalah pola dasar mukena bali pada umumnya. Kita tinggal menambahkan pola untuk bagian ikat kepala dan bagian dagu.


Pola dasar inilah yang nantinya jika selesai dijahit maka akan menghasilkan mukena seperti pada gambar di atas ini, dimana pada bagian depan dari atasan mukena bermotif polos, sedangkan motif bunga-bunga berada di bagian belakang. Gambaran lebih jelasnya perhatikan pada gambar ilustrasi berikut ini.
Hasil mukena bali dari pola pertama


Pola Kedua
Alternatif model lainnya,kita bisa membuat mukena bali dengan motif bunga-bunga berada pada bagian depan, mulai dari kepala hingga bagian dada ke bawah. Perbedaannya hanya terdapat pada letak pemotongan polanya. Perhatikan gambar berikut.
Cara Memotong Pola untuk Membuat Mukena Bali
Jika pada pola pertama bagian kepala ada di sisi kain sebelah atas (bagian yang polos), maka untuk pola kedua bagian kepada berada di sisi kain sebelah bawah (bagian yang bermotif bunga). Cara memotongnya juga tinggal mengikuti garis putus-putus berwarna merah. Dan hasil akhir mukena yang selesai dijahit akan tampak seperti gambar ilustrasi di bawah ini.
Hasil mukena bali dari pola kedua

Nah kalian lebih suka pola mukena bali yang motif bunganya ada di mana? Kalau saya sih suka keduanya. Kalau kalian sudah bisa membuat pola mukena, kita lanjut belajar membuat mukena di sini yuk. Selamat berkreasi ya.. :)

13 Nov 2015

Menghias Mukena dengan Sulam Pita

November 13, 2015 55
Menghias Mukena dengan Sulam Pita


Bosan dengan mukena polos kamu? Yuk ikutan aku aja, di sini kita sama-sama belajar untuk menghias mukena polos dengan metode sulam pita. Selain bikin mukena menjadi semakin cantik dan terlihat seperti baru, juga sebagai mood booster bagi kita agar ibadah kita menjadi semakin rajin dan semangat. ;)

Menghias Mukena dengan Sulam Pita
Mukena polos yang akan dihias dengan sulam pita

Sebenarnya saya juga kurang menguasai sulam pita, karena sebenarnya ada beberapa macam teknik dasar dalam membuat sulam pita. Jadi untuk makeover mukena ini saya menggunakan teknik sulam pita yang sangat simple dan mudah dikuasai terutama bagi pemula seperti saya yaitu dengan menggunakan teknik straight stitch. Teknik ini sangat mudah sekali, bahkan caranya nyaris sama seperti menjahit.

Sebelum mulai, mari kita siapkan bahan-bahan yang diperlukan seperti :
  1. Mukena polos
  2. Pembidang / hoop sulam
  3. Jarum sulam
  4. 2 atau 3 buah pita satin (bisa menggunakan ukuran 1/8 inchi atau 1/2 inchi)
  5. Gunting
  6. Pensil & penghapus



Langkah Pertama
Yang harus dilakukan untuk menghias mukena dengan sulam pita adalah dengan menandai terlebih dahulu pada bagian mukena mana sajakah yang akan diberi sulam pita. Gambar pola motif yang diinginkan pada beberapa permukaan mukena dengan menggunakan pensil (gambar dengan tipis saja, dan gunakan penghapus pensil jika ada yang salah dalam penggambaran motif). Hal ini dilakukan agar setiap motif sulam pita yang dijahit pada beberapa permukaan mukena hasilnya sama dan rapi.

Menghias Mukena dengan Sulam Pita
Kemudian pasang pembidang atau hoop sulam pada salah satu motif seperti gambar di atas. Pembidang berfungsi untuk membuat kain menjadi kencang sehingga memudahkan proses penyulaman.


Langkah Kedua
Mulai melakukan proses penyulaman, caranya sama seperti teknik menjahit lurus. Sebelum itu potong pita dengan panjang tidak lebih dari 1 meter, karena pita yang terlalu panjang akan menyulitkan kita dalam melakukan proses penyulaman. Lalu simpul mati pada salah satu ujung pita, dan masukkan ujung pita yang lainnya ke dalam jarum sulam. Untuk memudahkan memasukkan pita ke dalam lubang jarum, gunting ujung pita secara menyerong. Di sini saya menggunakan tiga buah pita satin yang berbeda warna, yaitu warna hijau sebagai dahan tanaman, dan pita berwarna pink fanta dan ungu muda sebagai bunga.
Menghias Mukena dengan Sulam Pita
Proses sulam pita (motif dahan) pada mukena
Mulai proses penyulaman dengan membuat motif dahan tanaman terlebih dahulu seperti pada proses 1 sampai dengan proses 6. Teknik dasar straight stitch ini dilakukan dengan cara menyulam berbentuk suatu garis dari titik ujung suatu garis ke titik ujung lainnya hingga membentuk suatu garis, dan selebihnya tinggal mengikuti garis pola saja. Dan pastikan bagian permukaan pita satin yang mengkilap selalu berada di permukaan atas sulaman.

Seperti yang terlihat pada gambar ke-1, dimulai dengan memasukkan jarum dari bawah kain mulai dari tanda garis paling ujung kiri, lalu tarik jarum beserta seluruh pita ke atas hingga simpul ujung pita menempel pada bagian bawah kain. Kemudian masukkan lagi jarum ke tanda garis di ujung paling kanan untuk membuat satu garis sulaman, dan masukkan lagi jarum ke dalam titik paling bawah dahan sebagai permulaan awal untuk membuat garis sulaman yang kedua, lalu tarik jarum ke atas. Lanjutkan dengan cara yang sama seperti pada gambar nomor 2 sampai dengan nomor 6, hingga seluruh tanda dahan tertutup oleh sulam pita.
Menghias Mukena dengan Sulam Pita
Proses sulam pita (motif bunga) pada mukena
Jika selesai, buat simpul mati pada bagian bawah sulaman seperti pada proses mengakhiri jahitan, agar sulaman pita menjadi kuat. Lakukan juga hal yang sama pada proses ke-7 hingga ke-12 (seperti pada cara ke-1 hingga ke-6) untuk membuat bunga dengan mengikuti motif yang telah digambar sebelumya. Untuk membuat bunga, penyulaman dilakukan dari titik garis di ujung paling luar menuju ke titik garis di ujung dalam (pusat bunga).


Langkah Ketiga
Lepas pembidang, dan pasang lagi pada pola motif di permukaan mukena yang lainnya untuk membuat proses penyulaman yang sama seperti proses sebelumnya. Lakukan juga pada bagian bawah / rok mukena.
Menghias Mukena dengan Sulam Pita


Dan jika sudah selesai, akan terlihat seperti ini hasilnya. Sekarang mukena polos saya terlihat berbeda, seperti punya mukena baru nih. Cantik seperti yang bikin kan? *iya-in aja deh :D

Menghias Mukena dengan Sulam Pita