29 Jan 2016

Tips dan Trik Menjahit Kain Kaos

Januari 29, 2016 26
Menjahit kain berbahan kaos (stretch) itu bagi saya bagaikan jinak-jinak merpati. Karena bahannya yang lentur dengan tingkat elastisitas yang berbeda-beda pada setiap jenis kain stretch, maka kita harus benar-benar mengerti sela dan triknya agar hasil jahitan bisa menjadi rapi seperti menggunakan mesin jahit high speed maupun overdeck.

Awalnya, saya kira setelah mempunyai mesin jahit portable rumahan maka saya bisa dengan mudah menjahit bahan apa saja sesuka hati. Ternyata saya salah besar. Karena pada saat saya mencoba untuk menjahit jilbab menggunakan kain berbahan spandex ternyata hasil jahitannya lumayan, ya lumayan kacau. Akhirnya pada saat dapat orderan jadi kelabakan deh setengah mati. Hiks, sedihnya itu di sini loh, di lubuk hatiku yang terdalam. :(

Permasalahan yang seringkali terjadi saat menjahit kain kaos yaitu :
1. Jahitan loncat-loncat, sehingga jarak antar jahitan terlihat tidak rapi.
2. Tidak terjahit, biasanya terjadi pada kain stretch yang licin seperti lycra, spandex sutra, dll.
3. Jahitan renggang, sehingga jahitan benang terlihat tidak rapat.
4. Benang mudah putus

Pasti kalian juga pernah mengalami kendala yang sama seperti yang disebutkan di atas saat menjahit kain yang berbahan dasar stretch. Berbagai usaha saya coba baik bertanya melalui si mbah Google bahkan sampai saya bela-belain keliling toko perlengkapan jahit, cerita lengkapnya lihat di sini.

Berdasarkan info yang saya dapat dari si mbah Google dan mantengin si mbakYou-tube, ternyata ada mesin jahit khusus untuk menjahit kain kaos yaitu mesin jahit overlock. Namun mesin jahit ini lebih dikhususkan untuk menjahit pakaian, karena memang biasa disebut sebagai mesin obras kaos. Jadi jahitan yang dihasilkan adalah menjahit sekaligus mengobras kampuh kain seperti yang ada di t-shirt itu. Nah kalau sekedar untuk menjahit saja misalnya membuat kelim tindas seperti pada jilbab berbahan kaos, terutama berbentuk pashmina instan, mesin jahit overlock ini tidak begitu dibutuhkan. Cukup menggunakan mesin jahit industri (high speed), dengan dinamonya yang besar sehingga menjahit dengan kecepatan tinggi maka akan membuat hasil jahitan pada kain kaos tetap stabil dan rapi.

 


Lalu bagaimana dengan nasib si mesin jahit rumahan saya, apa harus ganti mesin jahit high speed? Eits tenang, kita masih bisa loh menjahit kain kaos menggunakan mesin jahit portable. Berikut adalah beberapa tips dan trik dalam menjahit kain kaos menggunakan mesin jahit rumahan :

Gunakan ballpoint needle / jarum khusus
Ini adalah tips yang paling ampuh untuk menjahit kain kaos agar terlihat rapi dan bebas dari jahitan loncat-loncat. Jenis jarum ballpoint needle / jersey needle ini termasuk jenis jarum khusus, dimana jarum ini memang diproduksi khusus untuk menjahit bahan kain yang bersifat stretch/elastis misalnya bahan untuk membuat kaos seperti cotton combed, maupun bahan untuk membuat jilbab seperti rayon spandex dan jersey.

Karena jenisnya bukan bersifat universal maka jarum ini akan sedikit susah didapatkan di toko offline, sehingga kita lebih mudah mendapatkannya di beberapa toko online dan tersedia dalam berbagai merk. Karena merupakan jenis jarum khusus maka harga ballpoint needle ini cukup mahal jika dibanding dengan jarum universal pada umumnya.


Beri alas kertas pada kain kaos
Karena harga ballpoint needle yang relatif mahal dan susah didapatkan, namun jangan khawatir karena masih ada tips yang satu ini. Meskipun terbilang kurang efektif dan sedikit ribet, akan tetapi cara ini masih sering digunakan.
Kita masih tetap bisa menggunakan jarum jahit biasa (universal) untuk menjahit kain kaos namun dengan cara memberi alas kertas pada bagian bawah kain kaos yang akan dijahit. Letakkan kertas yang tidak terlalu tebal tepat di area jalur jahitan pada bagian bawah kain, sehingga nantinya kertas alas ini juga ikut terjahit. Dan setelah jahitan telah selesai, maka lepaskan kertas tersebut dari jahitan dengan cara disobek secara perlahan agar tidak merusak tekstur jahitan. Untuk menjahit kain kaos dengan cara ini umumnya menggunakan jarum jahit nomor 14.


Regangkan kain kaos saat menjahit
Selagi menjahit, kita juga perlu memegang kain kaos sekaligus sedikit meregangkan dengan cara tangan kanan agak menarik kain kaos berlawanan dengan arah jahitan ( ke arah belakang/penjahit). Tips ini perlu dilakukan agar kain kaos yang terjahit masih bisa meregang dan tidak terlalu terikat oleh jahitan benang. Sehingga jika kain kaos meregang saat dipakai maka jahitan juga ikut meregang dan tidak putus.


Atur tension/tegangan benang
Biasanya hal yang saya lakukan saat menjahit kain kaos terutama yang berbahan dasar spandex adalah dengan menambahkan setingan tension benang. Lakukan percobaan pada kain kaos perca terlebih dahulu. Naikkan tegangan benang beberapa digit, cobalah sesuaikan hingga jahitan benang pada bagian atas terlihat tidak terlalu renggang.


Atur tekanan sepatu mesin jahit
Selain itu tekanan sepatu mesin jahit juga berpengaruh pada kualitas jahitan kain kaos. Atur tekanan sepatu mesin jahit agar tidak terlalu kuat menekan kain kaos, selain itu juga sesuaikan dengan tingkat kelenturan kain. Karena semakin elastis tingkat kelenturan kain, maka kain kaos akan semakin licin (mudah bergerak ke kanan/kiri) untuk dijahit jika tekanan sepatu mesin jahit terlalu kuat.


Pakai benang jahit yang berkualitas
Tips yang satu ini perlu dilakukan agar benang tidak mudah putus. Benang yang berkualitas tingkat ketegangannya lebih lentur sehingga bisa menyesuaikan pada jenis kain yang dijahit. Selain itu benang yang baik juga teksturnya lebih rata dan tidak banyak serabut sehingga lebih kuat. Karena berdasarkan pengalaman setelah mengganti benang yang lebih bagus, bukan hanya benang yang menjadi tidak mudah putus saat menjahit kain kaos namun hasil jahitan juga lebih rapi dan rapat.


Hasil jahitan pada kain rayon spandeks, jadi rapi kan? :)

Kurang lebih begitulah tips dan trik yang dapat dilakukan untuk memudahkan dalam menjahit kain kaos menggunakan mesin jahit rumahan agar jahitan menjadi bagus. Cara ini tidak hanya dapat digunakan di mesin jahit portable (multifungsi), namun juga dapat dilakukan pada mesin jahit hitam (manual). Tentunya cara di atas saya jabarkan berdasarkan pengalaman dan informasi yang saya dapatkan. Semoga membantu ya. :)

Happy sewing... ^^


17 Jan 2016

Kemana Harus Mencari Ballpoint Needles

Januari 17, 2016 8
Kali ini saya ingin bercerita tentang pengalaman saya dalam membeli ballpoint needle. Ini merupakan kelanjutan cerita saya yang sebelumnya yaitu pengalaman sulitnya menjahit bahan kaos. Tepatnya sekitar 1,5 tahun yang lalu yaitu pada pertengahan tahun 2014.


Saat itu bagi saya yang masih sangat amat pemula dan baru punya mesin jahit sendiri, saya merasa sangat kesulitan untuk menjahit bahan kaos (stretch) menggunakan mesin jahit portable. Setelah akhirnya mendapatkan informasi bahwa memang ada tips dan trik khusus untuk menjahit kain kaos menggunakan mesin jahit portable. Salah satunya adalah mengganti jarum mesin jahit yang biasa kita pakai menjadi ballpoint needle. Apaan tuh? Bolpen yang bisa buat ngejahit?

Jadi ballpoint needle ini bukan merk suatu jarum apalagi jenis bolpen, melainkan jenis jarum yang memang diproduksi khusus untuk menjahit kain yang berbahan stretch/elastis seperti kaos cotton combed, spandeks maupun jersey, untuk digunakan di mesin jahit rumahan baik manual maupun portable. Jika dilihat sekilas saja sih memang tidak ada perbedaan bentuk yang mencolok dengan jarum mesin jahit yang biasa dipakai pada umumnya (jarum universal). Secara kan jarum itu bentuknya kecil banget, mungkin baru bisa terlihat jika dilihat menggunakan lup/kaca pembesar kali ya. Hehe :)

Setelah mengumpulkan informasi, sebenarnya si ballpoint needle ini dijual di salah satu craft supply online di daerah Malang. Dan saat itupun stok barang hanya ada satu. Karena kebutuhan yang mendesak, maka pada waktu itu saya bermaksud untuk mencari ballpoint needle ini di toko offline saja terlebih dahulu. Ah di Malang aja ada yang jual, pasti di ibukota Jawa Timur a.k.a Surabaya ini berarti lebih banyak juga dong yang jual, begitu batin saya waktu itu.

 Maka tujuan pertama saya adalah pergi ke toko perlengkapan alat jahit yang ada di sekitar daerah rumah saya. Dan, tetooottttt. Seluruh toko perlengkapan jahit yang tersebar di kecamatan daerah tempat tinggal saya, baik toko kecil maupun toko besar tidak ada yang menjualnya. Tidak hanya "tidak menjual", bahkan kebanyakan dari mereka tidak mengetahui mengenai jarum khusus untuk menjahit bahan kaos. Namun salah satu penjual di toko peralatan jahit yang kecil menyarankan untuk memakai jarum jahit biasa(universal) dengan nomor 14. 

Dan beginilah salah satu percakapan yang terjadi di toko peralatan jahit yang lumayan besar yang sempat saya datangi.

"Mbak, ada jarum untuk jahit kaos?" tanya saya.

"Untuk jahit kaos? Ya sama aja mbak jarumnya. Ukurannya aja yang beda," jawab si penjual, sebut saja dia Mbak Jujuk (*nama samaran).

"Namanya ballpoint needle mbak." sahut saya.

"Kayak gimana ya itu, kalau ada contohnya tunjukin aja." tanya si mbak Jujuk.
Oke lah kalau begitu, karena saat itu gak bawa hp dan otomatis gak bisa nunjukin gambar. Lagipula kalau dilihat sekilas ya memang sama aja bentuknya dengan jarum mesin jahit biasa. Lalu saya beranjak pergi untuk mencari ke toko lainnya. Pindah ke toko perlengkapan jahit yang lumayan jauh jaraknya dari rumah, tokonya lumayan besar juga terlihat sangat ramai.

Begitu memulai dengan pertanyaan yang sama seperti di toko yang sebelumnya, sambil pasang muka jutek si penjual menjawab dengan nada ketus "Mana ada mbak jarum untuk kain kaos? Gak ada! Jarumnya ya sama aja pakai jarum biasa!"

Oke fine, segera saya pergi dari tempat itu. Kalau emang gak ada, saya juga gak bakalan nanya kali, begitu batin saya. Dah dijutekin plus dieyelin ama si mbak-mbak penjual, bikin saya males cari si ballpoint needle ini di toko perlengkapan jahit lagi. Oh iya, kenapa gak cari ke toko tempat saya beli mesin jahit aja. Pasti mereka lebih tahu kan detail dan seluk beluk komponen mesin jahit.

Setelah sampai di tujuan, ternyata mereka sama tidak tahunya dengan penjual-penjual yang sebelumnya. Bahkan mereka menyarankan untuk memakai jarum jahit biasa dengan nomor 9. Aduh, speechless deh saya. Di tempat lain kataya nomor 14, di sini katanya nomor 9. Udah saya coba semua tetap aja gak enak, tetap jahitannya suka loncat-loncat.

Eeh, gak cuma sampai di situ. Bahkan saya juga sempat pergi ke salah satu gerai brand mesin jahit ternama yang ada di mall, yang juga menjual perlengkapan dan peralatan mesin jahit termasuk jarum jahit tentunya. Dan si penjual juga gak tahu loh tentang ballpoint needle. OMG, padahal nih ya di eBay ataupun Amazon itu mau cari jarum mesin jahit model apa aja juga ada, salah satunya ya keluaran dari brand ini. Bahkan bule-bule sono kalau share DIY tshirt di Youtube juga pakai si ballpoint needle ini. Berhubung lagi kepepet juga jadi gak mungkin dong saya improt import dari luar.

Baiklah, akhirnya saya putuskan untuk membeli online saja di toko yang saya ceritakan di atas, daripada udah capek keliling kepanasan, eh makan hati pula dijutekin ama mbak-mbak penjual. Untung aja barangnya masih belum laku waktu itu, jadi saya yang dapetin deh. Semoga aja sekarang si ballpoint needle ini sudah semakin mudah didapatkan, secara banyak juga loh yang mengalami kesulitan yang sama seperti saya saat menjahit kain kaos. Karena sempat saya intipin di craft supply yang tadi sih barangnya juga sempat kosong lagi.

Lagian nih ya, penjual toko perlengkapan jahit itu pada jutek-jutek apa ya? Dulu waktu saya lagi hunting mesin jahit juga sempat dijutekin loh, padahal udah tanya-tanya dengan lembut dan pasang muka manis eh tetep aja si dia jutek. Hmm, semoga hanya kebetulan aja.

Masih ingat percakapan saya dengan Mbak Jujuk di atas kan? Karena masih ada lanjutannya nih. Jadi saya balik ke toko tadi setelah saya dapat ballpoint needle dari membeli online, tujuannya sih mau beli pita. Tapi sekalian karena waktu itu si Mbak Jujuk minta contoh ballpoint needlenya, maka saya bawa juga deh si ballpoint needle ini.

"Ohya mbak, ini loh jarum yang untuk jahit kain kaos, kan mbaknya dulu minta bawain contohnya," sambil nunjukin si ballpoint needle ke Mbak Jujuk.

"Oh iya, saya gak jual ini. Lagian kalau saya jual ginian nanti yang beli sapa, masa mau jualin ke mbaknya aja?" sahut si mbak Jujuk setelah melihat contohnya.
Hiks kesel banget nggak sih? Maaf-maaf kata nih ya, cerita di sini bukan bermaksud untuk meremehkan atau menyudutkan penjual perlengkapan menjahit. Tapi memang inilah cerita yang saya alami pada waktu itu, dan kebetulan bertemu dengan beberapa penjual yang kurang ramah. Dan seperti yang saya sebutkan di atas, mungkin hanya kebetulan aja.

12 Jan 2016

Pengalaman Sulitnya Menjahit Bahan Kaos

Januari 12, 2016 2
Kali ini saya ingin bercerita sedikit tentang pengalaman saya dalam menjahit kain berbahan stretch (kaos) terutama yang berbahan rayon spandeks, yah kira-kira hampir sekitar dua tahun yang lalu. Saya menyebutnya kain kaos saja ya, karena bagi istilah awam lebih mudah dikenal sebagai kain kaos sebab identik dengan kain yang bersifat elastis dan lentur.



Awalnya saya sempat dibikin pusing tujuh keliling dengan si kain kaos ini. Sebagai seorang pemula, tadinya saya pikir bisa dengan mudah menjahit bahan apa saja sesuka hati menggunakan mesin jahit portable yang notabene memiliki dinamo kecil. Malahan waktu itu sempat kepedean banget nih terima orderan jilbab hana dari customer online shop saya, yang waktu itu lagi trend karena dipakai salah seorang pemeran utama di sebuah sinetron. Nah karena saat itu di daerah saya masih belum keluar jilbab model tersebut, akhirnya tercetuslah ide untuk bikin sendiri. Karena selain sebelumnya memang sudah ngebet banget pengen bikin jilbab sendiri, sebenarnya model pashmina instan seperti itu sudah pernah muncul di pasaran namun dengan bahan, ukuran dan tambahan aksesoris yang berbeda. Orang-orang sih nyebutnya jilbab fatin, namun pola jilbabnya sama persis dengan jilbab hana.

Tetapi pada saat menjahit ternyata berbagai masalah pun muncul. Selain sebentar-sebentar benangnya putus, kain rayon spandeks-nya lari-lari kesana kemari, dan hasil jahitan pun juga loncat-loncat. Nah lo, orderan udah diterima tapi kalau jahitan kacau gimana? Hahaha, ini sih gegara terlalu semangat dapet orderan sambil bayangin suatu saat bakal punya clothing line sendiri. :p

Permasalahan saat menjahit kain kaos (rayon spandeks)
Ternyata menjahit kain kaos menggunakan mesin jahit portable memang ada triknya agar jahitannya bisa semulus dan serapi hasil jahitan mesin jahit industri (high speed) maupun overlock. Lihat di sini bagaimana tips dan trik untuk menjahit kain kaos menggunakan mesin jahit rumahan.

Berdasarkan informasi yang saya dapat, cara praktis yang pertama dan tanpa harus membeli perlengkapan tambahan, adalah menjahit dengan menggunakan alas kertas. Baiklah, karena kepepet orderan akhirnya saya pakailah cara itu. Dan hasilnya lumayan rapi, tapi kebayang banget kan seperti apa ribetnya. Karena setelah dijahit, harus merobek kertasnya perlahan-lahan.

Untuk membuat pashmina instan berbahan kaos, kesulitan utama adalah saat membuat keliman tindas (double). Apalagi untuk kain berbahan rayon spandeks yang bagian tiras-tirasnya terkadang melengkung/menggulung. Duh ya ampun motong kainnya aja udah dibikin susah apalagi ngejahitnya. Meskipun sudah coba disetrika tetapi tiras kain tetap menggulung. Akhirnya sempat saya akali dengan cara membuat keliman tindas(single) dengan tegangan jahitan yang renggang, hanya sebagai "jahitan bantuan sementara" untuk membuat tiras kain agar tidak melengkung dan mudah dijahit. Lalu saya tekuk lagi hingga menjadi keliman double, dan hasil jahitan mendekati sempurna walaupun benang juga kadang-kadang suka putus di tengah jalan. Dan juga tetap ribet, karena hasil jahitan di keliman pertama tadi ya harus dilepas juga, walaupun hanya menarik benang jahitannya saja karena tegangan jahitannya yang renggang. Ternyata untuk menjahit keliman pada bahan rayon spandeks yang kainnya super duper elastis itu memang ada triknya juga, kapan-kapan saya share tipsnya ya.

Namun masalah masih berlanjut setelah saya share jilbab buatan saya, tanpa disangka ternyata orderan jadi nambah. O'ouw, kesempatan ada di depan mata dan sayang banget kalau sampai dilepas. Memang pada saat itu saya jual dengan harga yang relatif murah karena pikir saya kan masih pemula, jahitan belum rapi pula. Yah hitung-hitung promo perkenalan juga sambil belajar. Tapi kalau pakai cara di atas, kapan selesainya?

Suka sih orderan semakin bertambah, tapi gak kuat ama ribetnya. Dari hasil investigasi yang saya dapatkan, ternyata bule-bule di sana yang suka bikin DIY, mereka memakai jarum khusus untuk menjahit kain yang berbahan stretch yaitu ballpoint needle. Dan perjuangan masih berlanjut, karena keribetan yang saya alami gak cuma sampai di sini. Walaupun memang pada akhirnya ballpoint needle ini adalah final solution untuk menjahit kain kaos, tetapi untuk mendapatkan ballpoint needle di saat itu, dimana banyak orang masih belum tahu, rasanya juga udah bikin tekanan darah naik kali ya. Apalagi orderan udah numpuk dan customernya maksa mau nungguin PO(pre order). Karena butuh cepat, maka saya memutuskan untuk mencari ballpoint needle di toko offline. Tapi yang ada bukannya dapat barang yang dicari, malah sempat dijutekin juga loh ama si penjual yang sambil ngeyel bilang "emang ada jarum khusus untuk jahit kaos?".

Bagaimana cerita saya hingga akhirnya mendapatkan ballpoint needle, akan saya share di postingan berikutnya ya. Yah bersyukur saja, dengan masalah yang ada kan pengalaman saya jadi bertambah walaupun hanya belajar otodidak. Gak ada masalah ya gak belajar kan? :)


9 Jan 2016

Membuat Kimono Sleeve Top Batik Simple

Januari 09, 2016 2
Dalam menjahit pakaian, menurut saya yang paling susah adalah menentukan pola yang pas sesuai dengan ukuran badan kita. Jika sampai salah mengukur pola, alih-alih pakaian yang kita jahit malah bisa jadi kekecilan bahkan tidak nyaman dipakai.

Untuk yang masih pemula, kita bisa mencoba membuat pakaian yang paling mudah terlebih dahulu. Salah satunya adalah membuat loose top alias baju yang memiliki model gombrong. Dengan kata lain model baju gombrong ini memang sengaja dibuat terlihat kebesaran saat dipakai, namun tetap bikin kamu tetap gaya saat memakainya. Karena jenis pakaian ini tidak begitu membutuhkan pola yang terlalu rumit, sehingga membuatnya pun mudah dan cocok bagi saya yang kemampuan menjahitnya masih pas-pasan. Apalagi loose top ini masih menjadi salah satu item fashion andalan yang digemari para wanita loh.

Karena sekarang sedang trend outer kimono cardigan, maka saya terinspirasi untuk membuat loose top yang serupa. Jadi saya akan mencoba mengkombinasikan loose top yang memiliki lengan model kimono. Kali ini saya akan membuat kimono sleeve top menggunakan kain batik Madura milik saya yang sudah lama teronggok di lemari, hasil berburu saat jalan-jalan ke pulau Madura kira-kira 6 tahun yang lalu. Hihi, cukup lama juga ya. *Untung aja gak sampai jamuran nih kain :p

Membuat Kimono Sleeve Top Batik Simple


Pola untuk membuat kimono sleeve top ini sangat simple sekali dan tidak perlu terlalu mengukur pola yang mengikuti lekuk tubuh. Kain batik yang saya kenakan adalah kain dengan lebar 1,15 meter. Lebar kain ini nantinya digunakan sebagai lebar baju. Dan panjang baju yang akan saya buat adalah sekitar 60 cm, tidak terlalu panjang karena saya ingin membuatnya seperti model crop top. Sehingga saya membutuhkan kain sepanjang 125 cm untuk membuat loose top ini. Namun jika kalian ingin membuat baju yang lebih panjang, tinggal tambahkan saja panjang kainnya. Jadi rumusnya adalah panjang kain = (2 x panjang baju) + (2 x lebar kampuh). Polanya kurang lebih seperti gambar di bawah ini.

Membuat Kimono Sleeve Top Batik Simple
Pola Kimono Sleeve Top

Lipat panjang kain menjadi dua, dan potong seperti pola di atas (yang ditandai dengan garis merah) untuk mendapatkan dua buah pola yang masing-masing digunakan untuk bagian badan depan dan belakang. Tentukan lebar lengan di atas 30cm atau sesuai keinginan agar terkesan lebar dan mendapatkan kesan bentuk lengan kimono.

Membuat Kimono Sleeve Top Batik Simple
Pola Kimono Sleeve Top

Kemudian tekuk masing-masing pola menjadi dua seperti gambar di atas. Dan potong masing-masing pola mengikuti garis lengkung merah seperti pada gambar untuk membentuk kerung leher. Lakukan pada kedua pola yaitu pada bagian badan depan dan belakang.

Membuat Kimono Sleeve Top Batik Simple
Pola Kimono Sleeve Top

Hasilnya terlihat seperti pada pola di atas. Lalu sambungkan kedua bagian badan tersebut dengan dijahit berdasarkan garis putus-putus berwarna biru. Dan selesaikan dengan menjahit lapisan leher serta tepi kelim pada ujung lengan dan bagian bawah baju.

Membuat Kimono Sleeve Top Batik Simple

Dan kimono sleeve top batik saya sudah jadi. Lumayan punya baju baru hasil menjahit sendiri. Baru aja si baju ini selesai di jahit, eh diajakin keluarga pergi bareng makan soto Madura. Cucok deh, hihi. Mana baju buatanmu? ;)


5 Jan 2016

Mesin Jahitku Tercinta, Janome NS-7322

Januari 05, 2016 23
Ini sebenarnya merupakan kisah pengalaman saya dua tahun yang lalu saat ingin membeli mesin jahit, hingga akhirnya saya mendapatkan mesin jahit idaman saya ini. Waktu itu, sebagai seorang yang masih gaptek tentang perkembangan mesin jahit, benar-benar membuat saya galau tingkat dewi antara mau membeli mesin jahit dengan tipe yang bagaimana. Dilema memilih mesin jahit bagi saya jauh lebih berat daripada dilema nerima cowok yang baru aja nembak saya. Hahaha :p

Maunya sih beli mesin jahit rumahan yang multifungsi dan fiturnya lumayan lengkap, tahan lama tapi gak mahal-mahal amat alias pas di kantong serta cocok bagi saya yang masih tergolong pemula. Hasil dari mantengin mbah Google dan keliling toko mesin jahit akhirnya membuat saya sedikit lebih tahu tentang jenis-jenis mesin jahit. Walaupun sempat dijutekin sama si penjual mesin jahit gegara kebanyakan tanya tapi gak beli-beli juga. Yah namanya juga pemula, jadi gak tahu kalau mesin jahit itu banyak macam dan merknya. Malu bertaya sesat di jalan kan. Benar-benar pengalaman yang seru demi mencari mesin jahit.

Yang saya tahu saat itu hanya ada tiga merk mesin jahit yaitu Butterfly, Juki seperti milik bapak-bapak permak jeans, dan Singer si mesin jahit beken dan dipakai kebanyakan orang. Dan waktu keliling di beberapa toko mesin jahit, ternyata penjual di beberapa toko mesin jahit malah menyarankan saya untuk memakai merk Janome. Hah? Janome? Apaan tuh?

Mesin jahit Janome NS-7322

Memang bagi orang awam, Janome tergolong merk mesin jahit yang jarang terdengar di telinga kita. Akan tetapi memang dari segi harga dan fitur, si Janome memang sedikit lebih menggoda iman. Dan ternyata si Janome ini memang sudah terkenal sekali di kalangan para pecinta jahit-menjahit dan menjadi salah satu brand mesin jahit favorit mereka.

Bukannya mau ngiklan, tapi ini berdasarkan pengalaman saya saat galau mencari mesin jahit. Bahkan si penjual merekomendasikan Janome karena lebih tahan banting, katanya. Untuk kategori mesin jahit low-end misalnya, jika dibandingkan dengan beberapa merk mesin jahit yang lainnya yang sebagian rangkanya terbuat dari plastik, Janome tetap bertahan dengan rangka yang terbuat dari besi bahkan ada beberapa tipe yang sebagian bodynya juga terbuat dari besi meskipun dibandrol dengan harga yang terjangkau. Malahan ada seorang penjual yang bercerita tentang salah seorang konsumennya yang memproduksi tempat hp berbahan kulit sintetis menggunakan mesin jahit Janome.

Awalnya sih saya memang kurang percaya perkataan si penjual, karena memang sama sekali belum pernah mendengar merk ini. Namun setelah saya bertanya juga pada tante saya yang memang suka menjahit, ternyata beliau juga menyarankan memakai Janome. Tadinya budget awal yang akan saya alokasikan untuk membeli mesin jahit adalah kisaran 1juta - 1,5juta rupiah. Tapi akhirnya naikin budget lagi deh demi membawa pulang si Janome NS-7322.



Mengapa akhirnya saya memilih Janome NS-7322?

Jika dilihat dari beberapa kelebihan (keunggulan) yang ditawarkan maka pada akhirnya saya memutuskan untuk memilih mesin jahit Janome NS-7322, karena berdasarkan pertimbangan beberapa faktor berikut:

Dari segi harga, Janome NS-7322 tergolong mesin jahit kelas medium-end yang harganya juga tidak terlalu tinggi. Saat itu (2 tahun lalu) dibandrol sekitar 1,9juta hingga 2juta rupiah. Sehingga tidak terlalu naik jauh dari budget awal yang saya persiapkan sebelumnya. Dan harganya fluktuatif mengikuti nilai tukar dollar, sehingga kini harga jual di pasaran adalah sekitar 2,2juta hingga 2,3jutaan.

Dari segi fitur,  untuk sekelas mesin jahit medium-end Janome NS-7322 terbilang memiliki fitur yang lumayan lengkap dibandingkan dengan Janome type lain yang harganya selisih sedikit di bawahnya. Yah setidaknya selain untuk menjahit lurus, mesin jahit ini bisa digunakan untuk membuat pola jahitan lainnya seperti zigzag, semi obras dan semi bordir, dengan total keseluruhan memiliki 24 pola jahitan. Sehingga cocok digunakan untuk pemula hingga expert. Jadi kalau saya sudah semakin ahli dalam menjahit, sepertinya memang tidak perlu terlalu terburu-buru untuk ganti mesin jahit yang lebih canggih.

Dari segi keawetan, mesin jahit ini tergolong kokoh ini karena memiliki rangka full dari besi sedangkan body-nya juga sebagian besar berbahan dasar besi. Sehingga bisa terbilang cukup kuat dan tangguh jika suatu saat saya pergunakan untuk menjahit bahan yang sangat tebal dan berlapis. Selain itu suaranya juga mulus alias tidak berisik saat dikenakan.

Dari segi bentuk (design), bagi saya ini adalah salah satu kekurangan dari mesin jahit Janome NS-7322 yang sempat membuat saya ragu untuk membelinya. Mesin jahit ini memang memiliki kekurangan pada desainnya sebab terlihat sedikit lebih kuno karena bentuknya yang terlalu kaku (menyudut), dibandingkan teman-temannya yang mempunyai desain yang lebih stylish. Apalagi mesin jahit ini tergolong mesin jahit semi portable. Karena bentuk basicnya adalah nancap di meja seperti mesin jahit tipe lama. Namun juga bisa dikenakan sebagai mesin jahit portable (tanpa harus nancap di meja khusus) seperti mesin jahit portable pada umumnya.

Nah karena beberapa pertimbangan di atas itulah, maka saya putuskan untuk membawa pulang mesin jahit Janome NS-7322 ini karena sudah lumayan sesuai dengan apa yang saya butuhkan dan juga harganya pas di kantong. Meskipun sekarang saya malah dibikin mupeng dengan mesin jahit high-end-nya sih, hihi.

Hingga kini, si MJ (mesin jahit) kesayangan ini sudah banyak menemaniku belajar menjahit sambil menghasilkan karya. Seperti permak pakaian hingga celana jeans, membuat baju, celana, jilbab, keset hingga pernah saya coba untuk membuat cover tablet yang terbuat dari bahan tebal dan berlapis-lapis. Dan syukurlah sampai sekarang masih awet-awet saja, asalkan kita rajin merawatnya seperti rajin memberi oli dan membersihkannya dari sisa-sisa debu jahitan yang menempel. Untuk fitur dan spesifikasi lebih detailnya, akan saya bahas di lain waktu mengenai review mesin jahit Janome NS-7322.

Happy sewing.. :)